Restara- Berbicara di hadapan ribuan peserta bedah buku Pendidikan
Karakter Berbasis Tradisi Pesantren, KH Musthofa Bisri menyebutkan
sejumlah keistimewaan pesantren yang tidak dimiliki lembaga lain.
"Nilai dari pesantren dulu yang
mengalami pergeseran adalah kesederhanaan," kata Gus Mus, sapaan akrabnya,
Selasa (26/4).
Bagi Pengasuh Pesantren Raudlatut
Thalibin Rembang ini, kesederhanaan para kiai yang akhirnya membuat mereka kaya
dari dalam. "Karena kiai kaya adalah yang tidak butuh apa-apa,"
tegasnya.
Lebih lanjut, Gus Mus mengemukakan
sekalipun manusia memiliki 10 mobil, demikian juga rumah dalam jumlah banyak,
tapi ketika masih merasa butuh, maka yang bersangkutan akan merasa kurang.
"Carut -marut kondisi bangsa ini
lantaran para pemimpin hingga rakyatnya hidup secara berlebihan," ungkap
Gus Mus. Dan pesantren pada jaman dulu lewat keteladanan kiainya telah
mengajarkan kesederhanaan sehingga merasa cukup dengan apa yang dimiliki, lanjutnya.
Hal kedua yang berbeda dari pesantren
adalah pertangggungjawaban ilmiah. "Ilmu yang diperoleh para santri dari
kianya dapat dipertanggungjawabkan hingga yaumul kiamah," kata kiai
berambut putih ini.
Kondisi ini sangat berbeda dengan
pola pencari ilmu jaman akhir yang menyukupkan transformasi pengetahuan lewat
media pembelajaran secara instan. "Satu hadits yang dipelajari para
santri, dapat dipertanggungjawabkan sanadnya hingga generasi sahabat,"
jelas Gus Mus.
Dan yang ketiga dari pesantren adalah
ruhud dakwah, dalam artian menyikapi sekeliling sebagai sarana dakwah.
"Dengan demikian, para kiai dan santri tidak mudah mengumbar dalil ketika
melihat penyimpangan di masyarakat," katanya. Yang dilakukan justru
semangat mengajak atau berdakwah sebagaimana dilakukan baginda Nabi Muhammad
SAW, lanjutnya.
Sebagai ilustrasi, ketika ada tawaran
dari Malaikat Jibril untuk menghancurkan kalangan penentang dakwah, hal
tersebut justru ditolak baginda Nabi Muhammad. Hal yang sama juga dilakukan
Wali Songo dengan lebih melakukan pendekatan kepada masyarakat Jawa kala itu,
tentunya dengan semangat dakwah.
"Tapi pekerjaan Wali Songo telah
kita habisi dengan tidak lagi mengundang, malah menendang, bukannya merangkul
tapi memukul" kata Gus Mus. Hal ini terjadi karena semangat dakwah dari
umat Islam kian hilang dan berganti dengan kegarangan. "Akibatnya, umat
Islam yang awalnya 90 persen, kita hanya menyisakan 70 persen saja," keluh
dia.
Gus Mus tampil pada rangkaian Satu
Abad Madrasah dan 191 tahun Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.
Tampil juga KH Husein Muhammad dan penulis buku, Ahmad Hilmi. Kegiatan
dilangsungkan di aula pesantren setempat. (RED)
Sumber : http://www.nu.or.id/post/read/67667/inilah-rentetan-keistimewaan-pesantren-dalam-pandangan-gus-mus
Sumber : http://www.nu.or.id/post/read/67667/inilah-rentetan-keistimewaan-pesantren-dalam-pandangan-gus-mus
No comments