![]() |
Para Mahasiswa mengikuti sekolah media yang digelar oleh PMII Jakbar |
Jurnalis NU Online Abdullah Alawi menjadi pemateri pada
Sekolah Media yang digelar Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
(PMII) Jakarta Barat di Pondok Pesantren Ekonomi Darul Uchwah Ahad (09/10).
Menurutnya, wartawan tidak mengarang fakta. Ia hanya mengalihkan peristiwa ke dalam bentuk tulisan dengan menggunakan kalimat aktif berstruktur subjek, predikat dan objek.
“Banyakkan titik dan sedikitkan koma,” katanya
ketika menjelaskan pemilihan kata dan pengembangan kalimat.
Ia juga menjelaskan bagaimana menumbuhkan hal biasa menjadi
luar biasa dengan mencontohkan WS Rendra ketika menulis puisi tentang kancing
atau Hamsad Rangkuti dengan cerpennya Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di
Bibirku dengan Bibirmu?
Tips-tips penting dalam membuat tulisan
menjadi luar biasa adalah menulis dengan cara metafora, lanjutnya. Wartawan dapat
menggambarkan perasaan sedih dengan kalimat yang tidak muncul kata sedih. Artinya, wartawan menggunakan kalimat baru yang tidak umum.
Ia juga
menerangkan cara melatih
kepekaan pada peristiwa sehari-hari. Misalnya melihat kekasih atau teman kita dengan sudut pandang yang baru setiap harinya. Hal itu
dapat melipatgandakan kepekaan bahasa dan
peristiwa secara detil.
Seperti
sosok “Kekasih”, dapat digambarkan dari apa yang disukainya. Lalu, bagaimana gaya dan mimiknya? Apa kelebihan dan kekurangannya? Sampai hal-hal pelengkap lainnya.
Wartawan harus sering bertanya untuk menulis secara detil dengan data yang banyak. Hal itu dapat dicapai dengan berlatih menulis satu berita setiap
harinya.
“Tenaga dalam wartawan adalah membaca,” tegasnya diakhir penjelasan materi siang itu. (LF)
No comments