Ustad Solmed Rayakan Hari Santri di Asshiddiqiyah Pusat

Share:

Restara- Ustad Solmed (Sholeh Mahmoed) menghadiri acara 1 Miliar Sholawat Nariyah dalam rangka merayakan Hari Santri Nasional di Ponpes Asshiddiqiyah Pusat, Jakarta Barat, Jum’at (21/10). Artis yang juga ustad berusia 33 tahun tersebut hadir bersama sang istri tercinta, April Jasmine dan anaknya ke pondok pesantren tempatnya menimba ilmu dahulu. Ditemani para alumni lain dan komedian Bang Sukri, ia yang akrab dipanggil ustad Solmed dan juga alumni tahun 2001 ponpes tersebut, memberikan sambutan di hadapan para santri dan kyai.

Dalam sambutannya, ia menyampaikan beberapa patah kata yang memotivasi para santri untuk lebih giat lagi dalam menimba ilmu. Melanjutkan perkataan para alumni sebelumnya bahwa orang-orang berilmu akan diangkat derajatnya, bahkan derajat orang berilmu lebih tinggi dari para malaikat. Ia berdalil dengan QS Al-Baqarah ayat 34 “Dan Ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat, ‘sujudlah kamu kepada Adam!’ maka mereka pun sujud kecuali Iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri dan ia termasuk golongan kafir”.

Sebab mengapa Allah swt memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepada Adam, makhluk yang bernama manusia karena akal dan ilmu yang Allah swt karuniakan kepada Adam sehingga ia lebih mulia di hadapan para malaikat. Dengan ilmu, manusia menjadi mulia, Allah swt memuliakan orang-orang berilmu, para malaikat merentangkan sayapnya, menggambarkan keridhaan para malaikat kepada para penuntut ilmu. “Biar dunia lebih berwarna, manusia dijadikan khalifah yang mampu berkreasi dan berinovasi dengan ilmu dan akal yang mereka punya.” Tukasnya.

Ia mengatakan perbedaan para santri dengan anak-anak di luar pesantren sangatlah jauh. Ia mengumpamakan jam tangan bermerek yang dijual dalam etalase di mall besar, yang harganya membuat orang-orang berdecak kagum dengan jam tangan pasar loak. Dia mengatakan barang bermerek pastilah mahal. Seperti layaknya anak remaja dalam merk “santri” lebih berharga dibandingkan anak remaja yang hanya sekolah tanpa pesantren. Di luar sana, banyak masyarakat yang hanya membayangkan bagaimana kehidupan sehari-hari santri. Bagaikan sebutir emas berlian dipandang dari luar etalase, diperebutkan masyarakat. Begitulah spesialnya santri menurutnya. “Makin dalam kita berenang di samudera ilmu, makin luaslah ilmu kita. Agar kelak suatu saat kalian sebagai santri ditetapkan Allah swt untuk menjadi pengganti para pemimpin negara Indonesia”. Paparnya terakhir kali. (MH)



No comments